Sabtu, 06 Desember 2008

Episode 2: The Fire

Aku sangat kesal. Willy sialaaan! Apa nggak ada kerjaan lain?
Begini, aku menyadari kalau diintip oleh Willy segera setelah lambang apiku mulai menyala. Padahal kalau hal ini menyebar, bisa gawat jadinya! Begitu tahu kalau aku diintip, aku langsung mengejar Willy dan meninju bahunya. "Aw! Sakit tau!" protes Willy sambil mengusap bahunya yang mungkin memerah -- ia memakai seragam sekolah 'kan, jadi aku tak tahu -- dan ia langsung beranjak pergi dengan marah. Namun aku tak kalah marahnya.

Nah, begitu ceritanya. Karena itulah aku kini sedang marah pada Willy. Tapi, untung Willy jadi kapok. Rahasiaku tentang lambang 'Hi' tidak menyebar. Makanya latihan mengeluarkan kekuatan lambang masih kulanjutkan.

Dan suatu hari, semuanya berlangsung cepat.

Saat itu aku sedang latihan lambang (lagi). Dan kurasa, karena kekuatannya telah melampaui batas, maka tiba-tiba tanganku terbakar hebat -- dan apinya menjalari seluruh tubuhku. Aku mulai menyadari tiba-tiba tumbuh bulu loreng di tubuhku, muncul rambut lebat kecokelatan di leherku, dan aku mulai membungkuk dengan empat kaki -- dua tangan dua kaki, sebenarnya -- muncul lubang tipis berbentuk garis pada jari-jariku, dan jempolku tertarik mundur ke dekat siku.
Dan saat api padam, aku telah berwujud hewan campuran singa dan macan atau yang dikenal dengan nama liger.

Latihanku sukses besar.

Tidak ada komentar: