Jumat, 14 November 2008

Chapter 1: Alfred's Beginning

"Ngos, ngos, ngos..." Alfred terhuyung-huyung berusaha berlari lurus terus, tapi paru-parunya menolak memberi oksigen lebih lagi. Akibatnya, Alfred nampak seperti orang mabuk. Namun tak bisa dipungkiri, kecepatan larinnya lumayan juga. walaupun sisa napasnya menipis.
"Ngos!" dengan sekali hentakan, Alfred melompat, dan garis finish pun terlewati. Tiba-tiba sang wasit muncul sambil meniup peluit sekali dengan panjang. Alfred melakukan Foul.
"Ini lomba lari! Lomba LARI!! Bukan lompat!" maki wasit itu. Alfred tertunduk malu.

3 hari kemudian...
Tiga hari setelah peristiwa yang mempermalukan seisi sekolah itu, Alfred masih nekat masuk sekolah walaupun ke sekolah itu berarti HANYA menerima cacian dari seluruh warga sekolah. "Damn it!" kata Alfred sepulang sekolah. "Menyebalkan! tidak bisakah aku hidup tenang sebentar saja?".
Tiba tiba muncul gempa yang dahsyat. Meja dan kursi di ruang makan rumah Alfred sampai bergetar hebat dan bergeser. Alfred langsung berlari keluar rumah. dan yang membuatnya terkejut, hanya rumahnyalah yang mengalami gempa tersebut. Rumah lain beserta isinya tampak tenang saja. Dan saat itu muncullah, dari rerumputan di halaman belakang rumah Alfred, sebentuk jam tangan berwarna hijau. Mirip Explorer Watch, jam tangan yang dipakai untuk bertualang yang ada cermin, senter, walkie-talkie, dan kaca pembesar selain jam saja.
Alfred terdiam sebentar, menatap jam tangan itu ragu, dan memutuskan untuk memakainya.
Dan didalam kepalanya, Alfred mendengar satu kata, "Legend."

Tidak ada komentar: